semburat jingga

semburat jingga
tenggelam.... kembali

Rabu, 03 Maret 2010

TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI







PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi
pada semester II





Oleh :
Kedawung Senja (080210193047)


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Memasuki era globalisasi yang sangat kompleks, manusia dituntut untuk terus maju dan berkembang. Ilmu atau sains merupakan suatu bekal yang harus dimiliki manusia agar tetap bisa survive menjalani hidup dengan berbagai kemajuan teknologi yang semakin canggih ini. Pengalaman dan wawasan sains yang luas merupakan kunci untuk mencapai suatu kesuksesan, yang tentunya tidak terlepas dari kerja keras manusia itu sendiri.
Pendidikan memegang peranan penting dalam peningkatan taraf hidup suatu bangsa dan negara, sebagai tolak ukur terhadap peradaban kemajuan suatu bangsa; maka pendidikan merupakan pilar utama dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta sebagai upaya dalam mengahadapi era globalisasi dan teknologi modern. Pendidikan sebagai wadah pengembangan dan peningkatan potensi individu, baik potensi akademik maupun non akademik; maka diperlukan sistem pengajaran yang menarik, rekreatif dan efektif, sehingga siswa termotivasi belajar, menggali dan mengembangkan potensi kecerdasannya.
Meningkatnya jumlah pengangguran dan tindak kriminalitas merupakan indikator dimana sistem pendidikan belum mampu mencetak produk yang dibutuhkan dunia global, yaitu belum sempurnanya bekal pendidikan berupa daya kreatifitas dan inovasi, sehingga masih belum mampu menjawab tantangan dunia yang semakin canggih.
Kemajuan bangsa terletak pada kemauan komponen masyarakat yang ingin bangsanya lebih maju dan berkualitas melalui berbagai metode, diantaranya adalah meningkatkan pembelajaran ilmu Biologi yang lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah
1.3.1. Bagaimana peranan teknologi informasi dalam bidang pendidikan?
1.3.2. Bagaimana peranan teknologi informasi sebagai media pembelajaran Biologi?

1.3 Tujuan
1.3.1. Untuk mnegetahui peranan teknologi informasi dalam bidang pendidikan.
1.3.2. Untuk mnegetahui peranan teknologi informasi sebagai media pembelajaran biologi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA


1.1 Teknologi informasi
Teknologi Informasi dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi dan informasi. Teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya. Teknologi informasi juga didefinisikan sebagai teknologi pengolahan dan penyebaran data menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), komputer, komunikasi, dan elektronik digital. Istilah teknologi informasi mulai populer pada akhir tahun 70-an. Sebelumnya istilah teknologi informasi biasa disebut teknologi komputer atau pengolahan data elektronis (electronic data processing).
Pada awal sejarah, manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka bahasa adalah teknologi. Bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain. Tetapi bahasa yang disampaikan dari mulut ke mulut hanya bertahan sebentar saja, yaitu hanya pada saat si pengirim menyampaikan informasi melalui ucapannya itu saja. Setelah ucapan itu selesai, maka informasi yang berada di tangan si penerima itu akan dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain itu jangkauan suara juga terbatas. Untuk jarak tertentu, meskipun masih terdengar, informasi yang disampaikan lewat bahasa suara akan terdegradasi bahkan hilang sama sekali.
Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar bisa dibawa dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih lama. Beberapa gambar peninggalan jaman purba masih ada sampai sekarang sehingga manusia sekarang dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin disampaikan pembuatnya.
Dengan ditemukannya alfabet dan angka arabik memudahkan cara penyampaian informasi yang lebih efisien dari cara yang sebelumnya. Suatu gambar yang mewakili suatu peristiwa dibuat dengan kombinasi alfabet, atau dengan penulisan angka, seperti MCMXLIII diganti dengan 1943. Teknologi dengan alfabet ini memudahkan dalam penulisan informasi itu.
Kemudian, teknologi percetakan memungkinkan pengiriman informasi lebih cepat lagi. Teknologi elektronik seperti radio, TV, komputer mengakibatkan informasi menjadi lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan.

1.2 Pembelajaran Biologi
Biologi adalah ilmu mengenai kehidupan (=biologie dalam istilah bahasa Belanda), diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, bios ("hidup") dan logos ("lambang", "ilmu"). Sampai tahun 1970-an digunakan istilah ilmu hayat (dari bahasa Arab, artinya "ilmu kehidupan"). Ilmu Biologi dirintis oleh Aristoteles, ilmuwan berkebangsaan Yunani. Dalam terminologinya, "filosofi alam" adalah cabang filosofi yang meneliti fenomena alam, dan mencakupi bidang yang sekarang disebut sebagai fisika, biologi, dan ilmu pengetahuan alam lainnya.
Obyek kajian Biologi sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup. Sehungga dikenal berbagai cabang biologi yang mengkhususkan diri pada setiap kelompok organisme, seperti botani, zoologi, dan mikrobiologi. Berbagai aspek kehidupan dikaji. Ciri-ciri fisik dipelajari dalam anatomi, sedang fungsinya dalam fisiologi; Perilaku dipelajari dalam etologi, baik pada masa sekarang dan masa lalu (dipelajari dalam biologi evolusioner dan paleobiologi); Bagaimana makhluk hidup tercipta dipelajari dalam evolusi; Interaksi antarsesama makhluk dan dengan alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi; Mekanisme pewarisan sifat yang berguna dalam upaya menjaga kelangsungan hidup suatu jenis makhluk hidup dipelajari dalam genetika.
Pada masa kini, biologi mencakup bidang akademik yang sangat luas, bersentuhan dengan bidang-bidang sains yang lain, dan sering kali dipandang sebagai ilmu yang mandiri. Namun, pencabangan biologi selalu mengikuti tiga dimensi yang saling tegak lurus: keanekaragaman (berdasarkan kelompok organisme), organisasi kehidupan (taraf kajian dari sistem kehidupan), dan interaksi (hubungan antarunit kehidupan serta antara unit kehidupan dengan lingkungannya).
Biologi merupakan ilmu yang sudah cukup tua, hal ini dikarenakan sebagian besar berasal dari keingintahuan manusia tentang dirinya, tentang lingkungan dan tentang kelangsungan hidupnya (Rustaman.2005: 7). Dalam proses pembelajaran biologi diperlukan adanya suatu model dan pendekatan pembelajaran yang jelas, efektif dan humoris serta media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Sebagai contoh media kaset audio, merupakan media auditif yang mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation) bahasa asing.
Kendala utama yang dirasakan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Biologi di kelas adalah terlalu monotonnya pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu terutama dalam penggunaan metode dan media serta evaluasi pembelajaran. Dimana menurut siswa metode yang dominan digunakan hanya ceramah dan tanya jawab, sedangkan medianya hanya meliputi papan tulis dan spidol sebagai alat tulis. Sedangkan pelaksanaan penilaian hanya bersifat ujian tulis saja.
Oleh karena itu demi mendorong siswa yang kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran Biologi, maka harus ada pemanfaatan media pembelajaran yang relevan, terutama pe,enfaatan mendia pembelajaran berbasis Teknologi Informasi.
Ketika membicarakan tentang media pembelajaran, harus diketahui dahulu konsep abstrak dan konkrit dalam pembelajaran, karena proses belajar mengajar hakikatnya adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun non-verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding.
Penafsiran tersebut relatif berhasil. Kegagalan/ketidakberhasilan dalam memahami apa yang didengar, dibaca, dilihat atau diamati adalah penghambat dalam proses komunikasi, yang dikenal dengan istilah barriers atau noise. Semakin banyak verbalisme, maka semakin abstrak pemahaman yang diterima.
Menurut diagram cone of learning dari Edgar Dale pentingnya media dalam pendidikan adalah:
1. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
3. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
4. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya.
5. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
2. Pembelajaran dapat lebih menarik
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan
8. Peran guru berubahan kearah yang positif
Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Pengelolaan alat bantu pembelajaran sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk menyerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas. Selain itu, dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta ditemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula. Klasifikasi dan jenis media bisa berupa:
1) Media yang tidak diproyeksikan, berupa Realia, model, bahan grafis, display;
2) Media yang diproyeksikan, berupa OHT, Slide, Opaque;
3) Media video, berupa Video;
4) Media berbasis komputer, berupa Computer Assisted I nstructional (Pembelajaran Berbasis Komputer);
5) Multimedia kit, berupa Perangkat praktikum.






BAB III PEMBAHASAN


3.1. Peranan teknologi informasi dalam bidang pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor determinan kualitas SDM. Akses setiap guru untuk meningkatkan kapasitas diri dengan mengikuti perkuliahan di pendidikan tinggi harus dibuka seluas-luasnya karena pendidikan merupakan hak asasi warganegara. Pendidikan adalah kunci untuk menciptakan, mengadaptasi dan menyebarkan ilmu pengetahuan.
Menurut Resnick (2002) ada tiga hal penting yang harus dipikirkan ulang dalam modernisasi pendidikan, yitu:
1) Bagaimana kita belajar (how people learn)
2) Apa yang kita pelajari (what people learn)
3) Kapan dan dimana kita belajar (when and where people learn)
Dengan mencermati jawaban dari ketiga pertanyaan tersebut, maka jelaslah bahwa peranan teknologi informasi dalam bidang pendidikan dapat dirumuskan.
Salah satu permasalahan utama pendidikan adalah disparitas mutu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan hal berikut:
1. ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan yang belum memadai baik secara kuantitas maupun kualitas, serta kesejahteraannya;
2. sarana prasarana belajar yang belum tersedia, dan bilapun tersedia belum didayagunakan secara optimal;
3. pendanaan pendidikan yang belum memadai untuk menunjang mutu pembelajaran;
4. proses pembelajaran yang belum efisien dan efektif; dan
5. penyebaran sekolah yang belum merata, ditandai dengan belum meratanya partisipasi pendidikan antara kelompok masyarakat, seperti masih terdapatnya kesenjangan antara penduduk kaya dan miskin, kota dan desa, laki-laki dan perempuan, antar wilayah.
Permasalahan tersebut bertambah parah karena tidak didukung dengan komponen-komponen utama pendidikan seperti kurikulum, sumberdaya manusia pendidikan yang berkualitas, sarana dan prasarana, serta pembiayaan. Oleh karena itu pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan berupa pergantian kurikulum. Sejak tahun 1947 kurikulum pendidikan telah mengalami pergantian sebanyak tujuh kali, yang diterapkan dalam dunia pendidikan Indonesia yaitu kurikulum 1947, 1964, 1968, 1974, 1984, 1994, serta kurikulum yang lebih menekankan pada kompetensi peserta didik yaitu berupa Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau kurikulum 2004 yang mulai diuji cobakan mulai tahun 2004 (Rustaman.2005:89). Standar nasional pendidikan merupakan acuan dan pedoman dalam mengembangkan kurikulum.
1) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh satuan pendidikan.
2) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan 23 tentang standar isi dan standar kompetensi lulusan merupakan sebagian acuan yang digunakan sekolah dalam menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan.
3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 menyebutkan bahwa standar nasional pendidikan yang terdiri dari standar isi, stadar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Kebijakan kurikulum 2004 ternyata belum mampu untuk menjawab kebutuhan global sehingga lahir kurikulum baru yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang berdasarkan atas potensi wilayah atau daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berdasarkan standar nasional memerlukan langkah dan strategi yang harus dikaji berdasarkan analisis yang cermat dan teliti. Analisis dilakukan terhadap tuntutan kompetensi yang tertuang dalam rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar; analisis mengenai kebutuhan dan potensi peserta didik, masyarakat, dan lingkungan; serta analisis peluang dan tantangan dalam memajukan pendidikan pada masa yang akan datang dengan dinamika dan kompleksitas yang semakin tinggi.
Upaya untuk memajukan pendidikan di suatu negara tidak terlepas dari peran seorang guru sehingga guru memegang peranan penting dalam menentukan tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran. Menurut Rustaman (2005:7), terdapat tiga komponen penting yang menentukan kualitas pendidikan dan berperan langsung dalam proses belajar mengajar, yaitu:
1. Siswa, merupakan subyek yang berperan dalam mencari pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan yang berkaitan dengan pengetahuan yang dicari, sedangkan tugas siswa yaitu belajar untuk mengubah pola pikir.
2. Guru, merupakan subyek yang memiliki peran, tugas, serta kewenangan dalam proses mengajar. Di sini guru berperan sebagai pengatur kelas, penyampai informasi dan sebagai evaluator terhadap keberhasilan siswa dalam menyerap pelajaran.
3. Proses pembelajaran, adalah proses yang memungkinkan kedua komponen tersebut (siswa dan guru) saling berinteraksi, melalui materi pelajaran yang perlu dikuasai guru dengan memperhatikan kesiapan siswa. Pembelajaran merupakan suatu usaha manusia yang dilakukan dengan tujuan untuk membantu memfasilitasi belajar orang lain (Setyosari: 2001). Pembelajaran juga merupakan penyampaian suatu informasi melalui beberapa model pembelajaran dan aktivitas yang diarahkan untuk memudahkan pencapaian tujuan belajar secara spesifik dan yang diharapkan. Pembelajaran melibatkan beberapa hal yang terkait secara langsung dan berdampak terhadap berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran.
Dari ketiga komponen tersebut, guru merupakan faktor utama yang perlu mendapatkan prioritas lebih besar karena guru berperan sebagai penyampai informasi, pengelola kelas (learning manager), dan sebagai evaluator. Media pembelajaran juga mempengaruhi terhadap keefektifan dan kelancaran proses pembelajaran karena media berperan sebagai sarana untuk mempermudah dalam mencapai tujuan dalam proses pembelajaran.
Meningkatnya mutu pendidikan terlihat dari kualitas pembelajaran. Untuk itu pemanfaatan teknologi informasi dalam kurikulum pendidikan perlu diperhatikan. Untuk menjawab tantangan dunia, sudah saatnya pendidikan di negeri ini berfasilitas dan berbasis pada teknologi dan informasi. Dengan pesatnya perkembangan teknologi, tentunya semakin banyak media pembelajaran yang bisa dimanfaatkan dan diadakan.

3.2. Peranan teknologi informasi sebagai media pembelajaran biologi
Mata Pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) masuk dalam rumpun mata pelajaran IPA dan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Mata pelajaran Biologi mempelajari permasalahan yang berkait dengan fenomena alam, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dan berbagai permasalahan yang berkait dengan penerapannya untuk membangun teknologi guna mengatasi permasalahan dalam kehidupan masyarakat. Fenomena alam dalam mata pelajaran Biologi dapat ditinjau dari objek, persoalan, tema, dan tempat kejadiannya.
2. Struktur keilmuan Biologi menurut BSCS (Biological Science Curriculum Study), Biologi memiliki objek berupa kerajaan/kingdom: (a) Plantae (tumbuhan), (b) Animalium (hewan), dan (c) Protista. Ketiga objek tersebut dikaji dari tingkat molekul, sel, jaringan dan organ, individu, populasi, komunitas, sampai tingkat bioma. Adapun persoalan yang dikaji meliputi 9 tema dasar yaitu: (a) Biologi (sains) sebagai proses inkuiri/penemuan (inquiry), (b) sejarah konsep biologi, (c) evolusi, (d) keanekaragaman dan keseragaman, (e) genetik dan keberlangsungan hidup, (f) organisme dan lingkungan, (g) perilaku, (h) struktur dan fungsi, dan (i) regulasi.
3. Pembelajaran Biologi memerlukan kegiatan penyelidikan/eksperimen sebagai bagian dari kerja ilmiah yang melibatkan keterampilan proses yang dilandasi sikap ilmiah. Selain itu, pembelajaran Biologi mengembangkan rasa ingin tahu melalui penemuan/inkuiri berdasarkan pengalaman langsung yang dilakukan melalui kerja ilmiah untuk memanfaatkan fakta, membangun konsep, prinsip, teori, dan hukum. Melalui kerja ilmiah, peserta didik dilatih untuk berpikir kreatif, kritis, analitis, dan divergen. Pembelajaran Biologi diharapkan dapat membentuk sikap peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka akhirnya menyadari keindahan, keteraturan alam, dan meningkatkan keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Keterampilan proses dalam Biologi mencakup keterampilan dasar dan keterampilan terpadu. Keterampilan dasar meliputi keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, berkomunikasi, melakukan pengukuran metrik, memprediksi/meramal, menginferensi/menyimpulkan, dan menafsirkan. Keterampilan terpadu mencakup mengidentifikasi variabel, menentukan variabel operasional, menjelaskan hubungan antarvariabel, menyusun hipotesis, merancang prosedur dan melaksanakan penyelidikan/eksperimen untuk pengumpulan data, memproses/menganalisis data, menyajikan hasil penyelidikan/eksperimen dalam bentuk tabel/grafik, serta membahas, menyimpulkan, dan mengomunikasikan secara tertulis maupun lisan.
Belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari sumber belajar yang disebut orang. AECT (Associationfor Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu:
1. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata pelajaran.
2. Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya.
3. Bahan; merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (over head transparency), program slide, alat peraga dan sebagainya (biasa disebut software).
4. Alat; yang dimaksud di sini adalah sarana (piranti, hardware) untuk menyajikan bahan pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup proyektor OHP, slide, film tape recorder, dan sebagainya.
5. Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam membeikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah, permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodrama (roleplay), dan sebagainya.
6. Latar (setting) atau lingkungan; termasuk didalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, dan sebagainya.
Bahan & alat yang kita kenal sebagai software dan hardware tak lain adalah media pendidikan.
Biologi sebagai ilmu yang cakupannya sangat kompleks, memerlukan media yang benar-benar mampu men-translate ilmu dari pendidik ke peserta didik. Media komputerisasi merupakan salah satu media yang perlu dimanfaatkan dalam pembelajaran Biologi, karena selain kemudahan dalam pembelajaran, media ini juga lebih mampu menstimulus peserta didik untuk menangkap materi yang disampaikan. Kesejahteraan bangsa tidakhanya diukur pada sumber daya alam dan modal yang bersifat fisik tetapi bersumber pada modal intelektual, social dan kepercayaan.Dengan demikian tuntutan untuk terus menerus, memutakhirkan pengetahuan khususnya ilmu Biologi menjadi suatu keharusan. Mutu lulusan telah sangat mempengaruhi ekonomi dari bangsa, oleh karena itu bangsa yang berhasil adalah bangsa yang berpendidikan denga mutu yang tingggi.
Dalam upaya meningkatkan standart mutu peran pendidik untuk meningkatkan proses pembelajaran dengan lebih mementingkan pada strategi pembelajaran. Strategi tersebut mempunyai tujuan agar pembelajaran lebih berjalan produktif dan bermakna. Pada prinsipnya belajar akan lebih bermakna jika anak mampu melaksanakan suatu proses atau praktik.
Banyak konsep pada pembelajaran Biologi membutuhkan pemikiran dari pendidik untuk memberikan pengalaman secara langsung karena siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah ketrampilan proses supaya mereka mampu memahami konsep.
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran Biologi adalah untuk tujuan berikut:
1. Untuk Tujuan Kognitif, dimana komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri.
2. Untuk Tujuan Psikomotor, dimana dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games dan simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh program antara lain; simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan sebagainya.
3. Untuk tujuan Afektif, bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan clip suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/afektif pun dapat dilakukan mengunakan media komputer.
Adapun media yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran Biologi yang berbasis teknologi informasi adalah media video dan computer.






















BAB IV PENUTUP


4.1. Kesimpulan
4.11. Teknologi informasi berperan penting dalam dunia pendidikan, yaitu untuk mencetak sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing dalam menjawab tantangan global;
4.12. Teknologi informasi sangant berperan sebagai fasilitas dan media pembelajaran sehingga mampu menstimulus siswa untuk menangkap materi yang disampaikan.

4.2. Saran
4.2.1. Pemerintah hendaknya semakin meningkatkan kualitas pendidikan yang berbasis teknologi informasi untuk mencetak SDM Indonesia yang berkualitas dan mampu menghadapi tantangan dunia global;
4.2.2. Para pendidik hendaknya memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran Biologi agar tercipta suasana belajar yang nyaman bagi peserta didik.





















DAFTAR PUSTAKA


http://digilib.petra.ac.id/viewer.php
http://elen-web.blogspot.com/
http://ktiptk.blogspirit.com
http://www.denpasarkota.go.id
http://hotimannasien.multiply.com
http://jchkumaat.wordpress.com
http://www.macromedia.co
http://media.diknas.go.id
http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi
http://www.undp.org/hdro/hdi1.html

2 komentar:

Historica Centre mengatakan...

setelah sy bc skilas, isix bgus cm masih ad penggunaan istilah asing yg mnurut sy tdk susuai dg kaidah bhs indonesia, yg kdua tntang teknologi informsi yg dgnakan sbg media. saya rasa prlu mnahbhkn contoh2 yg lain tdak hx cmputer sm video aj.. ^_^

semilir senja mengatakan...

trimz sarannya. yang coba ditampilkan memang hanya media yang lazim digunakan dalam pembelajaran biologi.